Notification

×

Iklan

Iklan

Rowudshow Prisaian Semarakkan Rinjani 100: Perpaduan Lari Ekstrem dan Kekayaan Budaya Lombok

| Minggu, Mei 18, 2025 WIB Last Updated 2025-05-18T15:42:50Z
Acara Rowudshow Prisaian di Sembalun Lombok Timur.(Istimewa).


PARAGRAFNEWS.id – Event lari ultra trail Rinjani 100 yang digelar di kaki megah Gunung Rinjani, Lombok Timur, bukan hanya menjadi ajang tantangan fisik kelas dunia, tetapi juga menjadi panggung promosi kekayaan budaya lokal. Tahun ini, gelaran tersebut dimeriahkan dengan penampilan Rowudshow Prisaian, sebuah pertunjukan adu ketangkasan tradisional khas Lombok yang diselenggarakan oleh Lembaga Kesenian dan Kebudayaan Pemban Selaparang.


Pertunjukan budaya ini berlangsung meriah di Lapangan Umum Sembalun selama perhelatan Rinjani 100, dan sukses menarik perhatian para peserta dari 46 negara yang turut ambil bagian dalam lomba lari ekstrem ini. Rowudshow Prisaian menghadirkan pertarungan “stick fighting” tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Sasak.


Promosi Budaya Lokal di Ajang Internasional

Ketua Lembaga Pemban Selaparang, Amaq Mila, menyampaikan bahwa inisiatif menggelar Rowudshow Prisaian berangkat dari tekad untuk menjadikan Rinjani 100 sebagai momentum memperkenalkan budaya lokal ke dunia.


“Kami melihat kehadiran peserta dari berbagai negara sebagai peluang emas. Dengan menggelar pertunjukan ini, kami ingin agar para pelari membawa pulang cerita tidak hanya tentang keindahan alam Rinjani, tapi juga tentang tradisi unik Lombok seperti Prisaian,” ujar Amaq Mila disela acara, Minggu 18 Mei 2025.


Dukungan Lokal dan Antusiasme Tinggi

Kegiatan ini didukung oleh kerjasama dengan salah satu perusahaan air minum yang membantu dalam bentuk publikasi melalui delapan baliho yang tersebar di seluruh Pulau Lombok, serta bantuan air minum dan peralatan kesenian.


Meski digelar tanpa dukungan langsung dari penyelenggara Rinjani 100, Pemban Selaparang menanggung seluruh biaya operasional. Namun, tantangan muncul dari kondisi cuaca yang tidak menentu. Dalam aturan Prisaian, jika para pepadu (petarung) sudah hadir di lapangan, maka pembayaran tetap wajib diberikan meski pertunjukan batal akibat hujan.


“Ini adalah bentuk komitmen kami menjaga nilai budaya dan profesionalisme dalam penyelenggaraan Prisaian,” tambah Amaq Mila.


Dihadiri Pepadu Terbaik dari Lombok

Enam pasang pepadu dari Lombok Utara dan Lombok Timur tampil dalam pertunjukan perdana Rowudshow Prisaian. Mereka dipilih berdasarkan kemampuan dan kekompakan dalam bertarung, demi menyajikan pertunjukan yang memukau dan otentik bagi penonton internasional.


“Kami juga menyiapkan penampilan lanjutan untuk hari berikutnya, agar para pelari yang sudah menyelesaikan lomba bisa menikmati budaya lokal di Sembalun,” jelas Amaq Mila.


Regenerasi Budaya dan Potensi Ekspor Tradisi

Amaq Mila menegaskan bahwa tujuan akhir dari upaya ini adalah “explore and export” – mengeksplorasi budaya lokal dan mengekspornya ke pentas dunia. Ia menyambut baik proses regenerasi pepadu yang mulai tumbuh di sejumlah kabupaten, seperti Lombok Tengah dan Lombok Utara, yang rutin menggelar festival dan kejuaraan tahunan.


Di Lombok Timur, terdapat lebih dari 20 paguyuban Prisaian, sementara di seluruh Pulau Lombok jumlahnya diperkirakan mencapai 140 paguyuban. Ini menjadi bukti nyata betapa kayanya budaya tradisional yang masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat.


“Ini adalah warisan budaya yang harus terus kita lestarikan dan promosikan. Kita punya kekayaan budaya yang luar biasa, tinggal bagaimana kita mengemasnya untuk dikenal dunia,” pungkasnya.


Menyatukan Wisata Olahraga dan Budaya

Dengan suksesnya kolaborasi antara event olahraga ekstrem Rinjani 100 dan pertunjukan budaya Rowudshow Prisaian, Lombok membuktikan diri sebagai destinasi wisata olahraga dan budaya kelas dunia. Perpaduan keindahan alam, tantangan fisik, dan tradisi otentik memberikan pengalaman yang tidak hanya memacu adrenalin, tetapi juga menyentuh jiwa

×
Berita Terbaru Update