[Menelisik Titik Temu Antara Kebijakan Negara Dengan Konsepsi Pembentukan Karakter Akhlak Unggul Dalam Kajian Imam Maskawiah dan Imam Ghazali].
Oleh:
Prof. D. H. Fahrurrozi. QH. MA
[Direktur Pascasarjana UIN Mataram-Sekjend Forum Direktur Pascasarjana PTKIN se-Indonesia Ketua Ikaluin Jakarta-NTB].
Negara, melalui tiga kementerian utama yang mengurus Pendidikan Dasar Menengah, Perguruan Tiinggi, seperti Kementerian Agama RI Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi, dan Sain Teknologi.
Telah merencanakan konsep-konsep pendidikan yang memanusiakan manusia dan mengintegrasikan SDM dengan SDA yang harmoni, ramah lingkungan, ramah kemanusiaan. Berbagai konsep telah diterapkan apalagi ada konsep baru, semisal d
Deep Learning [Kemendikdasmen RI], Kurikulum Cinta [Kementerian Agama RI] sesungguhnya muaranya untuk memperbaiki akhlak anak bangsa, memperkuat karakter anak bangsa, memperkokoh komitment kebangsaan dan kemanusiaan.
Negara hadir dalam upaya menanamkan nilai luhur dan moral pada anak didik bangsa agar menjadi individu yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Pengembangan nilai-nilai religius, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan gotong-royong yang bersumber pada PANCASILA.
KURIKULUM CINTA KEMENTERIAN AGAMA RI:
Kurikulum Cinta ala Kementerian Agama RI yang digagas oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar. MA. Sebagai pijakan untuk restorasi dan penguatan karakter anak bangsa:
Kurikulum Cinta adalah inisiatif Kementerian Agama (Kemenag) yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai cinta kasih, toleransi, dan harmoni dalam pendidikan agama dan keagamaan sejak usia dini. Kurikulum ini menekankan pentingnya cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa, serta bertujuan untuk mencegah potensi konflik yang muncul akibat ajaran agama yang menanamkan kebencian.
Sedangkan tujuan utama Kurikulum Cinta adalah:
Menanamkan nilai-nilai positif:
Kurikulum Cinta bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai cinta kasih, toleransi, dan harmoni dalam diri peserta didik.
Mencegah konflik:
Konsep ini diharapkan dapat mencegah konflik yang mungkin timbul akibat ajaran agama yang mengajarkan kebencian terhadap kelompok lain.
Membangun kerukunan:
Kurikulum ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarumat beragama dan meningkatkan kerukunan dalam masyarakat yang beragam.
Mendorong kesadaran ekologis:
Kurikulum Cinta juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Implementasi Kurikulum Cinta diawali dengan penyusunan modul dan sosialisasi dan dilanjutkan dengan uji publik, kemudian dilanjutkan ke tahap implementasi secara terbatas sebagai pilot project di madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan Islam lainnya.
Setelah itu dilaksanakan
pendampingan dan pelatihan intensif dan pelatihan guru untuk memastikan implementasi yang efektif.
Terakhir dilakukan evaluasi dan penyempurnaan:
Hasil evaluasi akan digunakan untuk penyempurnaan kurikulum di masa mendatang.
Urgensi Kurikulum Cinta ini adalah adanya
Relevansi dengan masyarakat multikultural,
Kurikulum Cinta sangat relevan dengan konteks Indonesia yang multikultural dan beragam.
Juga dapat mengatasi ketegangan sosial, di mana konsep ini diharapkan dapat mengatasi ketegangan sosial yang mungkin muncul akibat perbedaan agama atau keyakinan.
Juga dapat menciptakan generasi yang toleran:
Di mana Kurikulum Cinta bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang toleran, cinta damai, dan berwawasan luas.
Obsesi harapan dan tanggapan yang dicanangkan oleh
Menteri Agama Prof. Dr. KH.Nasaruddin Umar, bahwa kurikulum cinta bukan hanya konsep, tetapi harus menjadi bagian dari pembelajaran sehari-hari.
Penerapan Kurikulum Cinta ini diperkuat oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag:
Prof. Dr. H. Amin Suyitno menekankan pentingnya kolaborasi antara madrasah, tokoh pendidikan, dan generasi muda dalam implementasi kurikulum ini.
Begitu juga salah seorang tokoh pemikir pendidikan Islam:
Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah menekankan pentingnya rasa dalam proses pembelajaran, bukan hanya kognisi.
Berdasarkan hal di atas, dapat ditemukan benang merah dari
Kurikulum Cinta merupakan upaya Kementerian Agama RI untuk menghadirkan pendidikan agama yang lebih inklusif, toleran, dan berwawasan luas. Dengan menekankan nilai-nilai cinta kasih dan harmoni, kurikulum ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang lebih baik dan mampu membangun masyarakat yang lebih harmonis.
KONSEP KURIKULUM DEEP LEARNING KEMENDIKDASMEN:
Menteri Pendidikan Dasar dan menengah telah mencanangkan
Konsep "Deep Learning" dalam pembelajaran, bukan merupakan kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong pemahaman yang mendalam dan bermakna pada peserta didik/siswa bahkan mahasiswa. Pendekatan ini menekankan pada pemahaman konsep secara menyeluruh, kemampuan untuk menghubungkannya dengan pengetahuan lain, serta penerapannya dalam berbagai situasi kehidupan nyata. Selain itu, deep learning juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Inti Konsep Deep Learning dalam Pembelajaran:
Pemahaman Mendalam (Deep Understanding):
Peserta didik tidak hanya menghafal informasi, tetapi benar-benar memahami konsep secara menyeluruh.
Keterhubungan Konsep Deep Learning itu secara teoritis:
Peserta Didik mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, serta menerapkannya dalam berbagai konteks.
Keterlibatan Aktif:
Peserta didik/siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai penerima informasi.
Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik/siswa, sehingga lebih relevan dan mudah dipahami.
Pembelajaran Berkelanjutan (Durable Learning):
Pemahaman yang diperoleh oleh peserta didik/ siswa bersifat tahan lama dan dapat diterapkan dalam jangka panjang.
Perbedaan dengan Pembelajaran Permukaan (Surface Learning):
Pendekatan deep learning berbeda dengan pembelajaran permukaan yang cenderung menekankan pada penguasaan materi secara luas tanpa mendalami pemahaman konsep. Pembelajaran permukaan seringkali hanya berfokus pada hafalan dan kurang memperhatikan keterkaitan konsep dengan kehidupan nyata.
Contoh Penerapan Deep Learning:
Matematika:
Mengaitkan konsep matematika dengan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung anggaran belanja atau menghitung bunga tabungan.
Bahasa Indonesia:
Meminta peserta didik/siswa menulis cerita atau artikel tentang topik yang mereka minati, sehingga mereka merasa keterampilan menulis mereka bermakna dan relevan.
Sains:
Melakukan eksperimen dan penelitian yang melibatkan pemecahan masalah, sehingga peserta didik/siswa dapat belajar melalui proses eksplorasi.
Tiga Pilar Utama Deep Learning:
Mindful Learning: Pembelajaran yang berfokus pada kesadaran dan pemahaman mendalam.
Meaningful Learning: Pembelajaran yang memberikan makna dan relevansi bagi peserta didik/siswa.
Joyful Learning: Pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi peserta didik/siswa.
Deep learning dalam pembelajaran merupakan pendekatan yang holistik dan berpusat pada peserta didik/siswa, yang bertujuan untuk menghasilkan pemahaman mendalam, keterampilan yang relevan, dan pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan menerapkan konsep deep learning, diharapkan oleh peserta didik/ siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih mandiri, kritis, dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Titik temu dari dua kurikulum ini sesungguhnya ada pada memanusiakan manusia dengan segala potensi yang dimilikinya agar menjadi insan yang kreatif, produktif, inovatif, kontributif, akomodatif, reflektif, transformatif dan responsif dengan landasan iman taqwa, karakter kemuliaan yang tegak teguh terhadap falsafah hidup berbangsa, bernegara, beragama dan bermasyarakat.
Nah berangkat dari konsep-konsep di atas, coba kita kaji lebih dalam konsep-konsep ulama Islam yang fokus terhadap teori dan praktek penguatan akhlak dan karakter manusia.
Sebenarnya kurikulum cinta atau kurikulum deep learning ini tidak ada tujuan lain, selain meningkatkan akhlak budi pekerti, moral anak bangsa. Muara utama dari Kurikulum tersebut tidak ada lain melainkan penguatan pada aspek spritualitas, aspek sosialitas, aspek intelektualitas dan aspek emosionalitas.
Kurikulum Cinta dan Kurikulum Deep Learning ini, sangat relevan dan sangat sesuai dengan konsep moral dan etika Ibn Maskawaih dan konsep karakter pembelajaran yang digagas oleh dua tokoh pemikir muslim terkemuka, yaitu Imam Ibn Maskawaih dan Imam Al-Ghazali. Dua konsep dan praktek pendidikan dan pengajaran yang diterapkan oleh dua imam tersebut sangat layak untuk menjadi acuan konseptual dan acuan fungsional dalam mengeksekusi secara substantif, elaboratif, produktif, kreatif, dan transformatif dari asa besar Kurikulum Cinta dan Deep Learning ini.
RELEVANSI KURIKULUM CINTA DAN KURIKULUM DEEP LEARNING DENGAN KONSEP IMAM IBN MASKAWAIH DAN IMAM GHAZALI TENTANG PENGUATAN AKHLAK, KARAKTER DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA.
Coba kita memperhatikan konsep dua ulama ini, agar lebih tercerahkan dan lebih konprehensif pemahaman kita, sebagai berikut:
تهذيب الاخلاق
للشيخ بن مسكويه
غاية الاخلاق هى الوصول الى السعادة فى الدنيا والآخرة وتحقيق كمال النفس.
Ibn Maskawaih [932-1030 M], seorang filosof muslim terkemuka dari Persia. Teori Moralnya terkenal dengan [تهذيب الاخلاق] Penguatan dan Penyempurnaan Akhlak Moralitas yang mengacu pada empat dasariah akhlak; Kesabaran, Keberanian, Kejujuran, Kedermawanan.
Kurikulum Cinta termanifestasi dalam empat ranah dasariah tersebut. Jika tidak berdasarkan hal-hal tersebut, kecil harapannya untuk dapat melahirkan peserta didik yang berintegritas, berintelektualitas dan bermoral tinggi.
Tujuan alkhlak mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat serta menyempurnakan jiwa manusia.
أسس الاخلاق
١: الحكمة : القدرة على التفكير بصحيح وتمييز الحق من الباطل.
٢: الشجاعة: تحقيق الوسط بين الجبن والتهور
٣: العفة : ضبط النفس عن الشهوات المفرطة
٤: العدل: وضع كل شيء فى موضعه الصحيح.
Asas- asas Akhlak:
Pertama: Al-Hikmah [kebijaksanaan]: kemampuan berpikir dengan benar dan membedakan antara yang benar dan yang salah.
Kedua: Assyajáah [Keberanian]: Keseimbangan antara pengecut dan nekat.
Ketiga: Al-Iffah [kesucian diri]: pengendalian diri dari nafsu berlebihan.
Keempat: Al-Adl [Keadilan]: menempatkan segala sesuatu sesuai porsinya.
Di sinilah salah satu substansi dari kurikulum cinta ala Kemenag RI, yang berpijak pada aspek kebijaksanaan, aspek keberanian, aspek kesucian diri dan aspek keadilan. Substansi pokok ini harus menjadi point utama dalam implementasi kurikulum cinta dan kurikulum deep learning itu sendiri.
Diperkuat lagi oleh konsep akhlak yang secara tipologis dikategorikan dalam tiga kajian utama:
يقول ابن مسكويه ان النفس ثلاقة أنواع
١: النفس الناطقة (العقلية) مصدر الحكمة
٢: النفس الغضبية - مصدر الشجاعة والقوة
٣: النفس الشهواتية - مصدر اللذة والرغبة.
Ibn Maskawaih menjelaskan bahwa jiwa manusia terbagi menjadi tiga:
1]. Jiwa Rasional [an-nafs an-náthiqoh]: sumber kebijaksanaan.
2]. Jiwa emosional [an-nafs al-ghodobiyyah]: sumber keberanian dan kekuatan.
3]. Jiwa Syahwat [an-nafs assyahwaniyyah]: Sumber kesenangan dan keinginan.
يؤكد ابن مسكويه أن الاخلاق تتشكل بالتربية والعادة ولذلك فان التعليم وتهذيب النفس ضروري للتحلي بالاخلاق الحميدة.
Ibn Maskawaih menekankan bahwa akhlak dibentuk melalui pendidikan dan kebiasaan. Oleh karena itu, pembelajaran dan penyucian jiwa sangat diperlukan untuk mencapai akhlak mulia.
الاخلاق الفاضلة تكون فى الوسط بين طرفين متطرفين فالسخاء وسط بين التبذير والبخل. والشجاعة وسط بين الجبن والتهور.
Akhlak yang baik berada di tengah tengah antara dua ekstrim: Kedermawanan berada di antara sifat boros dan kikir, serta keberanian berada di antara sifat pengecut dan nekat.
يجب ان يكون القائد ذا اخلاق حسنة ليكون عدلا وحكيما فى تصرفاته فان المجتمع الصالح لا يتكون الا بافراد اخلاقهم رفيعة.
Seorang pemimpin harus memiliki akhlak yang baik agar bisa berlaku adil dan bijaksana. Sebuah masyarakat yang baik tidak akan terbentuk tanpa individu yang memiliki moralitas tinggi. [Ahmad Ibn Muhammad Ibn Maskawaih,Tahdhib al-Akhlak, [Dar Maktabah al-Hayath, 1961].21.
Teori Akhlak Imam Ghazali.
Al-Ghazali [1058-1111]. Seorang ulama, filsuf, dan teolog muslim yang berasal dari Persia. Teori besar Al-Ghazali tentang Tahzib al-Akhlak, menguraikan tentang pembentukan karakter dan akhlak yang mulia.
يقول الامام العزالى : الاخلاق هى صورة الانسان الباطنة كما ان الخلق صورة الانسان الظاهرة.
فاذا كانت النفس مزينة بالصفات الحميدة كان صاحبها جميلا واذا كانت متصفة بالصفات الذميمة كان صاحبها قبيحا
Imam Ghazali menekankan, bahwa akhlak itu bentuk batin manusia, sebagaimana fisik adalah bentuk lahirnya. Jika jiwa dihiasi dengan sifat-sifat terpuji, maka pemiliknya menjadi indah, jika dipenuhi sifat-sifat tercela, maka pemiliknya menjadi buruk.
انواع الاخلاق
١: الاخلاق المحمودة
١. الصدق: ان يكون اللسان مطابقا للقلب.
٢. الامانة: اداء الحقوق الى اصحابها
٣. الحلم: كظم الغيظ والترفع عن الغضب
٤. التواضع: عدم التكبر والترفع على الناس
٥. الزهد: عدم التعلق بالدنيا وشهواتها.
Macam-macam akhlak:
A. Akhlak Terpuji.
1. Kejujuran [assidqu]: Lisan sesuai dengan hati.
2. Amanah [al-amánah]: menunaikan hak kepada pemiliknya.
3. Kesabaran [al-hilm]: menahan amarah dan menjauhi sikap kasar.
4. Kerendahan hati [attawaddhu']: tidak sombong atau merasa lebih dari orang lain.
5. Zuhud [azzhud]: tidak terlalu bergantung pada dunia dan hawa nafsunya.
Penerapan kurikulum cinta dan deep learning tentu bermuara pada karakter luhur yang melahirkan peserta didik, anak bangsa yang terhiasi oleh kejujuran, keamanahan, kesabaran, kerendahan hati, dan kezuhudan. Inilah sesungguhnya esensi dari kurikulum cinta ini.
Kedua: الاخلاق المذمومة
١. الكبر : الاعتقاد بالتفوق على الناس وازدراؤهم. ٢. الحسد: تمنى زوال نعمة الآخرين.
٣. الغضب : الانفعال المفرط والسرعة فى الرد.
٣. البخل: الامساك عن العطاء حتى فى المواقف الموجبة له
٤. الرياء: العمل لغير الله وطلب المدح من الناس.
Akhlak tercela itu muaranya pada:
1]. Kesombongan [alkibr]: orang yang merasa diri lebih unggul dari yang lain dan sering merendahkan orang lain.
2]. Kedengkian [al-hasad], Iri dengki: Menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain.
3]. Kemarahan/Amarah [al-ghadhab]: emosi berlebihan dan cepat bereaksi tanpa pertimbangan.
4]. Kekikiran/Pelit [al-bukhl]: menahan pemberian, bahkan dalam situasi yang dia butuhkan.
5]. Riya' [al-riya']: melakukan perbuatan bukan karena Allah tetapi agar meraih pujian dan penghormatan manusia.
Kelima akhlak tercela ini menjadi konsen dan orientasi pencegahan dan filterilisasi dari karakter buruk-akhlak yang jelek yang bisa muncul setiap saat di kalangan peserta didik maupun di kalangan anak bangsa. Maka Kurikulum Cinta dan Deep Learning ini menjadi landasan filosofis- normatif dalam mengatasi dekadensi karakter anak bangsa.
طريق تهذيب الاخلاق واصلاحها
الاول: مراقبة النفس: تفقد الاحوال الداخلية وتقييمها
الثانى: المجاهدة : مقاومة الهوى والشهوات وتربية النفس.
الثالث: الصحبة الصالحة: مجالسة اهل الفضيلة والتقوى
الرابع: التفكر والذكر: تذكر الآخرة ودنو الأجل.
الخامس: العلم والتعلم: قراؤة الكتب وطلب العلم الشرعى والاخلاقى.
Cara Pembentukan akhlak dan restorasi Akhlak.
1. Murawabah annafs: Introspeksi diri: memeriksa keadaan batin dan mengontrolnya.
2. Mujahadah [perjuangan diri]: melawan hawa nafsu dan mendidik jiwa.
3. Suhbah shalihah [pergaulan yang baik]: bersama orang-orang yang saleh dan orang bertaqwa.
4. Tafakkur dan zikir [perenungan]: mengingat akhirat dan ajal yang dekat.
5. Ilmu dan pembelajaran: Mengkaji kitab dan belajar ilmu syariat serta etika moral sufistik.
Dalam konteks kurikulum cinta dan deep learning, Lima point tersebut sangat urgen sekali dalam upaya restorasi dan pembentukan akhlak untuk dimasukkan sebagai strategi atau sistem yang diterapkan dalam kurikulum dimaksud.
Dari penjelasan konseptual tentang kurikulum cinta dan kurikulum deep learning, yang kemudian direlevansikan dengan konsep pembentukan karakter dan akhlak mulia perspektif Ibn Maskawaih dan Imam Ghazali dapat diberikan beberapa rekomendasi dan strategi pengembangan, sebagai berikut:
Pertama: Kurikulum Cinta dan kurikulum deep learning dalam meraih efektivitasnya memerlukan tiga pendekatan:
a]. Pendekatan sasaran [Goal Approach].
b]. Pendekatan Sumber [System Resource Approach].
c]. Pendekatan Proses [Internal Proces Approach].
Kedua: Penguatan teoretik konseptual yang dimuat secara sistematis dalam kurikulum pembelajaran, agar dapat diimplementasikan secara optimal di setiap satuan pembelajaran.
Ketiga: Mengintensifkan perjumpaan para pakar kurilulum guna menghasilkan kurikulum yang responsif dengan dinamika zaman yang kemudian dapat segera diterapkan di semua jenjang lembaga pendidikan.
Keempat: Kurikulum Cinta dan Kurikulum Deep Learning mesti menemukan distingsi dan refungsionalisasi sekaligus penguatan serta penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Keenam: Kurikulum ini terus menerus disuarakan ke publik agar melekat di benak anak bangsa guna membuat anak bangsa mulai mencintai kurikulum yang digagas oleh pemerintah. Kecintaan anak bangsa terhadap kurikulum ini menjadi landasan awal memulai menerapkannya di setiap dimensi pembelajaran, baik formal maupun informal.
Ketujuh: Kurikulum ini menjadi instrumen kunci dan penting dalam memperkuat dan tercapainya 8 Standar Kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam Permendikdasmen No. 10 Tahun 2025 yang terdiri dari: 1]Keimanan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2].Kewargaan,3].Penalaran Kritis,4].Kreativitas,5].Kolaborasi,6].Kemandirian, 7].Kesehatan, dan 8].Komunikasi.
Mengingat urgennya kurikulum ini, maka harus diperkuat dengan strategi, sistem, mekanisme, metode yang efektif dalam memberikan pemahaman kepada stakeholders dan masyarakat.
Demikian, paparan deskriptif tentang kurikulum baru ini, yang tentunya masih dangkal dan belum mendalam kajiannya, tapi motivasi penulis untuk memberikan ruang dialog, diskusi dengan siapapun yang penduli terhadap kemajuan dan kualitas mutu pendidikan kita di Indonesia.
Semoga Bermanfaat.
والله اعلم.