Notification

×

Iklan

Iklan

PW HIMMAH NW NTB Tegas Tolak Rencana Operasi Seaplane di Danau Segara Anak: Ancaman bagi Ekologi dan Kesakralan Rinjani

| Minggu, Juni 22, 2025 WIB Last Updated 2025-06-22T03:59:44Z
Ketua PW Himmah NW NTB Hasan Basri.(Istimewa).


PARAGRAFNEWS.id — Rencana operasi pesawat amfibi (Seaplane) oleh PT. Solusi Pariwisata Inovatif (SPI) di kawasan Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, menuai penolakan dari berbagai kalangan. Salah satu suara penolakan keras datang dari Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (PW HIMMAH NW NTB).


Ketua PW HIMMAH NW NTB, Hasan Basri, dalam keterangannya menyampaikan bahwa rencana tersebut harus dikaji secara matang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ekologi, dan dampak sosial terhadap masyarakat lokal.


“Sebagai bagian dari masyarakat NTB, terutama masyarakat Lombok, yang paling utama adalah mempertimbangkan dampak lingkungan, ekologi, dan masyarakat setempat. Kalau proyek ini justru merugikan pelaku wisata dan masyarakat lokal, maka sebaiknya ditolak,” tegas Hasan, Sabtu 21 Juni2025.


Hasan juga menyoroti nilai sakral Danau Segara Anak yang diyakini oleh masyarakat Lombok, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Menurutnya, keberadaan Seaplane akan merusak nilai spiritual dan budaya yang melekat pada kawasan tersebut.


“Danau Segara Anak itu sangat sakral bagi masyarakat Lombok, terutama bagi warga yang tinggal di lereng Rinjani. Apa jadinya kalau dijadikan tempat pendaratan pesawat yang hanya bisa dinikmati kalangan ekonomi atas? Kesakralannya akan hilang,” ujarnya.



Hasan juga merespons pernyataan pihak PT. SPI dan Royal terkait perlunya kajian dampak ekologis. Ia menekankan bahwa terlepas dari hasil kajian tersebut, kawasan Rinjani dan Segara Anak sudah semestinya dijaga sebagai warisan budaya dan spiritual masyarakat Lombok.


“Seperti kata Royal, memang harus ada kajian dampak ekologi. Tapi lebih dari itu, Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak adalah kawasan budaya yang mengandung tradisi sakral. Kalau SPI serius dengan konsep pariwisata berkelanjutan, seharusnya mencari lokasi lain,” imbuhnya.


PW HIMMAH NW NTB juga menyatakan dukungannya kepada masyarakat lokal dan pelaku wisata yang selama ini menjaga ekosistem Rinjani. Hasan menyebut bahwa kehadiran Seaplane akan berdampak pada keberlangsungan ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup dari ekowisata dan jasa pendakian.


“Walaupun izinnya belum keluar, kami tegas menyatakan dukungan kepada masyarakat dan pelaku wisata di kawasan TNGR untuk menolak Seaplane di Danau Segara Anak. Apapun alasannya, kawasan ini harus dijaga,” tegas Hasan.



Bahkan, sebagai bentuk keseriusan menjaga kawasan Rinjani, PW HIMMAH NW NTB mengusulkan agar Taman Nasional Gunung Rinjani ditingkatkan statusnya menjadi Kawasan Cagar Alam guna menjaga kelestarian ekologis dan budaya.


“Kalau PT. SPI tetap memaksakan kehendaknya, lebih baik kita ajukan kawasan Gunung Rinjani sebagai Cagar Alam. Dengan begitu, tak akan ada lagi ruang untuk eksploitasi komersial yang merusak,” pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update